Twitter akhirnya merilis fitur dua
langkah verifikasi untuk mengamankan akun pengguna dari serangan
peretas. Hal ini dilakukan Twitter karena kian banyak akun resmi
korporasi terkenal, termasuk media, yang menjadi korban peretas.
Akibatnya, selain merugikan organisasi yang bersangkutan, juga berdampak
buruk terhadap perekonomian. Contohnya, saat Twitter Associated Press
tetiba mengabarkan Presiden AS Barack Obama terluka karena serangan bom,
langsung direspons pasar uang secara negatif.
Dengan dua kali verifikasi ini, pengguna yang ingin masuk ke akun pribadinya akan harus memasukkan 6 digit kode yang dikirimkan Twitter ke nomor telepon genggam yang bersangkutan. Sekilas, cara ini tampak efektif menangkal pembajakan.
Namun, ternyata bukan jaminan akun pengguna akan aman, terutama akun yang dikelola oleh lebih dari satu orang. Faktanya, akun resmi perusahaan tertentu tak hanya dikelola oleh satu orang. Mereka tak akan bisa memanfaatkan dua langkah verifikasi karena para pengelola akun tak punya akses terhaap ponsel yang sama.
Dengan demikian, mau tak mau mereka harus tetap log-in, atau mempunyai nomor si pemegang ponsel yang dikirimi kode oleh Twitter, manakala mereka mau mengakses akun yang dimaksud. Tantangan lainnya adalah serangan phising. Jika pengguna dengan mudah memasukkan 6 digit kode Twitter ke laman palsu, mereka tetap rentan jadi korban.
Tantangan lainnya adalah bagi penggun yang mempunyai lebih dari satu akun. Mereka harus memilih akun terpenting, dan melindunginya, karena Twitter memabtasi satu nomor ponsel untuk satu akun.
Walau tak sepenuhnya menjamin keamanan, dua kali verifikasi Twitter ini lebih baik daripada tidak ada sama sekali. Setidaknya, pengguna pribadi bisa lebih mudah mengamankan akunnya dari orang-orang yang tidak berhak memiliki akses.
(PC World)
Dengan dua kali verifikasi ini, pengguna yang ingin masuk ke akun pribadinya akan harus memasukkan 6 digit kode yang dikirimkan Twitter ke nomor telepon genggam yang bersangkutan. Sekilas, cara ini tampak efektif menangkal pembajakan.
Namun, ternyata bukan jaminan akun pengguna akan aman, terutama akun yang dikelola oleh lebih dari satu orang. Faktanya, akun resmi perusahaan tertentu tak hanya dikelola oleh satu orang. Mereka tak akan bisa memanfaatkan dua langkah verifikasi karena para pengelola akun tak punya akses terhaap ponsel yang sama.
Dengan demikian, mau tak mau mereka harus tetap log-in, atau mempunyai nomor si pemegang ponsel yang dikirimi kode oleh Twitter, manakala mereka mau mengakses akun yang dimaksud. Tantangan lainnya adalah serangan phising. Jika pengguna dengan mudah memasukkan 6 digit kode Twitter ke laman palsu, mereka tetap rentan jadi korban.
Tantangan lainnya adalah bagi penggun yang mempunyai lebih dari satu akun. Mereka harus memilih akun terpenting, dan melindunginya, karena Twitter memabtasi satu nomor ponsel untuk satu akun.
Walau tak sepenuhnya menjamin keamanan, dua kali verifikasi Twitter ini lebih baik daripada tidak ada sama sekali. Setidaknya, pengguna pribadi bisa lebih mudah mengamankan akunnya dari orang-orang yang tidak berhak memiliki akses.
(PC World)